Langsung ke konten utama

Memperdaya Wanita Cantik Berjilbab Panjang Istri Orang (Part2)

Memperdaya Wanita Cantik Berjilbab Panjang Istri Orang (Part2)


Memperdaya Wanita Cantik Berjilbab Panjang Istri Orang (Part2)

Tanganku semakin gemetar ketika ujung jubah biru itu aku singkap semakin ke atas menyusuri kaki Teh Euis. Mataku kian membesar melihat ujung jubah yang tengah aku tarik ke atas itu mulai melewati lutut wanita berjilbab ini. Aku baru tahu,ternyata kaos kaki katun yang dipakai Teh Euis cukup panjang, hampir seluruh betisnya tertutup oleh kaus kaki krem yang dipakainya. Nafasku kian mendengus kasar menahan nafsu birahiku saat ujung jubah itu aku singkap ke atas melewati kedua lututnya, dan mataku nyaris tak berkedip melihat keindahan yang terpampang dibalik jubah yang aku singkap semakin ke atas.
Akhirnya ujung jubah biru yang semula rapat menutup tubuh ibu muda ini tersingkap hingga ke pinggangnya. Sepasang kaki wanita berjilbab itu kini tidak lagi tertutup jubah panjang itu.
“Ohh.. Teh Euis..” desisku dengan mata nyaris tak berkedip melihat pemandangan di depanku.
Sepasang paha putih Teh Euis yang telanjang itu tampak mulus menggiurkan. Paha putih mulus itu masih terlihat kencang dan bulat padat. Tetapi yang membuat tubuhku menggigil hebat menahan birahi, ketika mataku menatap pangkal paha Teh Euis yang telanjang. Mataku melotot melihat kemontokan bukit kemaluan wanita berjilbab yang masih tertutup celana dalam itu. Celana dalam biru yang dipakai Teh Euis termasuk tipis untuk menyembunyikan gundukan kemaluan ibu muda ini sehingga mataku secara samar, mampu melihat bayangan bulu-bulu kemaluan dan belahan bibir kemaluan ibu muda berjilbab ini.
Tubuhku gemetar melihat keindahan yang luar biasa ini dan batang kemaluanku terasa kian keras.
“Ohh.. Teteh.. Ohhh” desisku gemetar dengan mulut ternganga melihat keindahan di depan mataku.
Terbayang kembali beberapa hari lalu, aku selalu melihat Teh Euis adalah seorang wanita berjilbab lebar dan berjubah panjang membuatnya terlihat begitu alim. Beberapa menit yang lalu sebelum pulas terpengaruh oleh minuman dariku, Teh Euis masih gugup dan terlihat malu ketika ujung jubahnya tersingkap yang hanya memperlihatkan separuh betisnya. Namun saat ini hampir tak kupercaya kalau aku telah melihat keindahan yang selama ini tersembunyi di balik jilbab lebar dan jubah panjang Teh Euis itu. Aku menelan ludah berkali-kali dengan birahi kian menggelegak melihat pemandangan di depanku. Seorang perempuan berparas cantik dengan jilbabnya yang lebar serta jubah biru bermotif bunga tergolek dengan sepasang buah dada yang menyembul telanjang dan bagian bawah jubahnya tersingkap hingga ke perut memperlihatkan kemulusan sepasang pahanya dan celana dalam yang dikenakannya. Tubuhku menggigil penuh birahi yang menggelegak melihat keindahan yang langka ini.
Teh Euis masih terlihat pulas dalam pengaruh obat tidur yang kucampurkan dalam minuman untuknya. Kedua mata di wajah cantiknya yang terbalut jilbab lebar putih masih tertutup dengan rapat, walaupun wanita berjilbab ini sempat merintih dan mengerang saat kurangsang sepasang payudara di dadanya. Berulang kali aku menelan ludah sementara penisku sudah mengeras oleh desakan birahi melihat keadaan Teh Euis saat ini. Ibu muda tetanggaku yang selama ini tak pernah kulihat kecuali wajah cantiknya dan telapak tangannya, saat ini kulihat setengah telanjang tergeletak di depanku.
ilbab putih lebar yang beberapa menit lalu masih rapi menyembunyikan kemontokan dadanya, saat ini tersingkap ke atas dengan jubah yang terbuka pada bagian dadanya dan BH yang tersingkap, sehingga sepasang buah dada wanita berjilbab beranak dua yang selama ini tersembunyi, terpampang menggiurkan tanpa penutup.
Dengan birahi yang menggelegak, aku bergeser mendekati kaki Teh Euis yang terbuka itu. Aku melihat sepasang betis yang indah itu masih terbungkus kaus kaki warna krem yang cukup panjang hampir menutupi betisnya. Dengan sedikit gemetar, aku mengulurkan tanganku melepas sepasang kaus kaki warna krem itu dari kaki Teh Euis. Aku kembali menelan ludah melihat kemulusan betis Teh Euis yang kini telanjang di depanku. Aku sempat tersenyum teringat beberapa menit lalu, ketika Teh Euis gugup terlihat separuh betisnya olehku karena jubah yang dipakainya tersingkap. Namun setelah wanita berjilbab ini pulas dalam pengaruh obat tidurku, aku bukan hanya mampu melihat betisnya namun juga menjamahnya bahkan lebih.
Telapak kaki Teh Euis terlihat putih kemerahan, ketika tanganku meraihnya terasa halus di tanganku. Beberapa saat aku mengelusnya sebelum kemudian bibirku mulai menciumi telapak kaki yang bersih dan halus itu. Nafasku memburu kian cepat ketika dengan bernafsu aku menciumi dan menjilati telapak kaki wanita ini. Telapak kaki wanita berjilbab yang telanjang itupun terlihat berkilat oleh bekas jilatanku yang liar. Kemudian dengan penuh birahi, bibirku menyusuri kaki Teh Euis semakin ke atas. Aku menciumi dan menjilati sepasang betis wanita berjilbab ini yang tak pernah kulihat sebelumnya karena selalu tertutup oleh pakaian panjangnya. Betis putih mulus yang indah dan ditumbuhi rambut-rambut halus itu terasa hangat di bibirku dan lidahku yang menjilatinya. Libidoku kian menggelegak saat bibir dan lidahku menciumi serta menjilati betis indah Teh Euis yang tak pernah kulihat sebelumnya ini. Nafasku terengah-engah oleh desakan birahiku yang kian liar.
Saat bibir dan lidahku menciumi dan menjilati kemulusan betis Teh Euis, tanganku menyusuri kaki wanita berjilbab ini kian ke atas. Tanganku mengelus-elus paha mulus Teh Euis yang telanjang dan bulat padat ini. Begitu halus, lembut dan hangat kulit Teh Euis aku rasakan. Ketika menyentuh paha yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aku merasakan kehangatan yang makin terasa mengalir ke telapak tangannya. Kemaluanku menjadi kian menegang keras dan membuat celanaku terasa sesak dan ketat. Jantungku makin berdegup kencang ketika aku meneruskan belaian tanganku makin jauh ke arah pangkal kaki wanita berjilbab yang mulus. Kulit tanganku merasakan hawa yang makin hangat dan lembab ketika tanganku makin jauh menggerayangi pangkal kaki Teh Euis yang bak belalang itu. Gerakan tanganku terhenti ketika tanganku mulai menyentuh gundukan daging yang begitu lunak dan hangat, namun terasa masih terbungkus kain celana dalam.
Beberapa saat aku meraba-raba gundukan daging lunak hangat itu mengelus-elusnya, yang ternyata kembali membuat Teh Euis merintih dan mengerang oleh rabaanku pada gundukan di selangkangannya. Bahkan semakin lama aku semakin gemas, sehingga kemaluan montok wanita berjilbab yang masih terbungkus celana dalam itu bukan hanya aku elus-elus, namun tanganku lantas meremas-remasnya penuh nafsu.
Aku sempat melirik wajah Teh Euis yang masih terbalut jilbabnya, ketika wanita cantik ini merintih bahkan tubuhnya menggeliat. Aku hanya menyeringai ketika aku melihat wanita berjilbab ini tidak menunjukkan tanda-tanda sadar dari pengaruh obat tidurku. Akupun kembali menciumi dan menjilati kaki telanjang ibu muda berjilbab yang tak pernah kulihat mulusnya saat sebelumnya. Tanganku masih meremas-remas kemaluan montok di selangkangan Teh Euis ketika aku menciumi dan menjilati sepasang paha mulusnya.
Sepasang paha putih ibu muda berjilbab yang mulus itu terasa hangat di bibir dan lidahku membuatku semakin terangsang oleh birahi. Paha yang bulat indah dan ditumbuhi bulu-bulu halus itupun terlihat mengkilat oleh jilatan lidahku dan ciuman bibirku. Aku melihat Teh Euis masih merintih-rintih dan tubuhnya menggeliat-geliat, bahkan kian lama rintihan wanita berjilbab itu kian terdengar jalang membuatku kian bernafsu. Akhirnya ciuman dan jilatanku terhenti ketika bibirku telah merasakan lembab dan hangatnya pangkal paha Teh Euis. Aku menghentikan remasanku pada gundukan kemaluan Teh Euis yang masih tertutup celana dalam biru.
Celana dalam yang dipakai ibu muda ini terlihat kusut karena remasan jari-jariku yang liar dan bernafsu. Dengan birahi yang menggelagak tanganku kini menarik celana dalam krem yang menutupi bagian tubuh Teh Euis yang paling pribadi ini. Mataku seakan tak berkedip, ketika celana dalam yang dipakai Teh Euis aku tarik ke bawah. Bermula dari tersembulnya rambut kemaluan yang cukup lebat dan hitam itu, aku terus menarik turun celana dalam itu. Dan aku seakan terpukau ketika aku menarik celana dalam itu kian ke bawah, belahan kemaluan ibu muda yang kemerahan itu pun tersembul begitu menggiurkan.
Akhirnya sesaat kemudian bagian tubuh wanita berjilbab yang paling tersembunyi inipun terpampang tanpa penutup di depanku. Tubuhku mengigil oleh birahi melihat kemaluan telanjang Teh Euis di depanku ini. Terbayang kembali di benakku, akan sebuah hasrat yang menjadi angan-anganku selama ini untuk menyingkap jubah Teh Euis dan melihat keindahan di baliknya. Aku tak mengira bahwa keinginanku akan terwujud siang ini tanpa kesulitan sedikitpun.
Mataku lekat menatap kemaluan Teh Euis yang ditumbuhi rambut cukup lebat namun terlihat rapi. Dengan libido semakin menggelagak, aku membuka kedua paha wanita berjilbab ini lantas aku membenamkan kepalaku diantara kedua paha putih mulus itu. Bibirku segera menciumi kemaluan wanita berjilbab yang ditumbuhi rambut cukup lebat itu. Nafasku terengah-engah diantara kedua paha mulus Teh Euis. Bibirku dengan bernafsu menciumi permukaan kemaluan ibu muda ini dengan liar. Teh Euis makin jalang merintih dan mengerang, tubuhnya menggeliat menahan rangsangan birahi di bagian tubuhnya yang paling rahasia itu. Lidahkupun bergantian menjilati permukaan kemaluan wanita berjilbab ini sehingga rambut kemaluan Teh Euis terlihat basah.
Sambil membelai-belai rambut dan menjilati yang mengitari kemaluan Teh Euis, Aku menghirup-hirup aroma harum khas kemaluan yang menyengat dari kemaluan wanita berjilbab ini, lantas aku pun meneruskan dengan jilatan ke seluruh sudut selangkangan Teh Euis.
Sehingga kini kemaluan wanita berjilbab di depanku basah oleh air liurku. Tangankupun membuka bibir kemaluan Teh Euis lantas aku julurkan lidahku ke arah klitoris dan menggelitik bagian itu dengan ujung lidahku. Teh Euis yang masih belum tersadar dari pengaruh obat tidurku makin jalang merintih dan tubuhnya makin kerap menggelinjang, ketika bagian kewanitaan yang paling sensitif ini aku jilati.
Aku merasakan ada pijitan-pijitan lembut dari lubang vagina Teh Euis yang membuat lidahku seperti dijepit-jepit. Makin lama lubang itu makin basah oleh cairan bening yang agak lengket yang terasa asin di lidahku. Teh Euis kini makin keras mengerang dan terengah-engah dalam tidurnya.
Rupanya ia merasakan kenikmatan dalam mimpi, ketika kemaluannya aku ciumi dan aku jilati. Pinggulnya mulai menggelinjang dan kakinya ikut menggeliat.
Melihat tingkah Teh Euis yang begitu merangsang menggairahkan, aku tak mampu menahan gelegak birahiku. Aku segera menurunkan celana training beserta celana dalamku, sehingga mencuatlah batang penisku yang besar dan panjang serta tegak mengeras kemerahan. Perlahan-lahan kedua kaki Teh Euis kutarik melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Kedua lututku melebar di samping pinggul wanita berjilbab ini lantas tangan kananku menekan pada karpet, tepat disamping tangan Teh Euis, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas wanita ini. Tangan kiriku memegang batang penisku. Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan Teh Euis yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan wanita berjilbab tetanggaku ini.
Terdengar suara erangan perlahan dari mulut Teh Euis dan badannya agak mengeliat, tapi matanya masih tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan ibu muda berjilbab yang cantik ini. Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan Teh Euis. Dari mulut wanita berjilbab ini tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah, agaknya Teh Euis mulai sadar. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum Teh Euis sadar, aku sudah harus memasukkan penisku ke dalam kemaluan ibu muda tetanggaku ini.
Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan wanita berjilbab ini.
Kelihatan sejenak kedua paha Teh Euis bergerak melebar, seakan-akan tak mampu menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluannya. Badannya tiba-tiba mulai bergetar menggeliat dan lantas kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan dia siap untuk berteriak. Dengan cepat aku memagut bibir Teh Euis untuk mendekap mulutnya agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pinggulku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Teh Euis dengan cepat.
Badan Teh Euis tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya terlihat refleks mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan bibirku yang melumat mulutnya.
“Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.
Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat dan meronta-ronta, kelihatan Teh Euis sangat kaget luar biasa melihatku tengah menindihnya. Meskipun Teh Euis meronta-ronta hebat, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan wanita berjilbab ini dengan kedua kakinya yang meronta-ronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina Teh Euis terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina ibu muda ini.
Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan. Cukup lama wanita berjilbab ini meronta-ronta hebat sebelum akhirnya rontaan Teh Euis ini mulai melemah. Nafasnya memburu dengan mata yang menyorot tajam ke arahku penuh kemarahan dan kebencian. Wajah yang masih terbalut jilbab putih lebarnya itu kini merah padam, namun kemudian mata yang menyorot tajam itu terpejam, bahkan air matapun mengalir deras dari kedua matanya membasahi jilbab putih yang masih membalut wajahnya. Aku tidak mempedulikan semua itu bahkan aku justru mulai menggerakan penisku yang terjepit dalam kemaluan Teh Euis. Aku terus menggerak-gerakkan penisnya naik-turun perlahan di dalam liang kemaluan ibu muda yang hangat itu. Liang itu berdenyut-denyut, seperti mau melumat kemaluanku. Rasanya nikmat luar biasa. Sembari terus menggerakan penisku naik turun, tanganku kembali menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Tanganku meremas perlahan, sambil sesekali dipijit-pijitnya bagian puting susu yang sudah mencuat ke atas.
Beberapa menit kemudian aku melihat kian lama air mata dari mata Teh Euis yang terpejam mulai menyusut bahkan kembali aku merasakan, wanita berjilbab ini mulai kembali terengah seperti sebelum tersadar dari pengaruh obat tidurku.
Dengan dada berdebaran melihat perubahan pada Teh Euis, aku melepaskan lumatan bibirku pada mulutnya dan aku nyaris terpekik, ketika aku melepaskan bibirku dari mulut Teh Euis. Ternyata mulut Teh Euis tengah merintih dan mengerang, membuatku kian liar menggerakan penisku naik turun pada kemaluan ibu muda ini. Seakan aku baru menyadari kalau wanita cukup lama ditinggal suaminya mencari nafkah ke luar negeri, sehingga walaupun mungkin hatinya menolak perlakuanku, namun tubuhnya tidak bisa menyembunyikan kenikmatan yang didapatnya. Bahkan semakin lama aku merasakan pinggul Teh Euis ikut bergoyang mengikuti gerakan penisku yang naik turun dalam jepitan kemaluannya. Semakin lama rintihan Teh Euis kian jalang dan tubuhnyapun menggelinjang merasakan nikmat yang lama tak didapatinya walaupun matanya masih terpejam. Dan akupun merasakan semakin nikmat luar biasa yang memelintir penisku dalam vagina ibu muda berjilbab ini.
Cukup lama tubuhku naik turun menyetubuhi ibu muda berjilbab tetanggaku ini. Nafasku terengah disertai desahan kenikmatan di atas tubuh Teh Euis yang juga merintih dan menggelinjang dengan jalang. Semakin lama aku semakin merasakan nikmat pada penisku sehingga beberapa menit kemudian aku merasakan hendak sampai ke puncak kenikmatanku. Dengan sepenuh tenaga aku menekan pinggulku kuat-kuat sehingga ujung penisku menyentuh dasar kemaluan Teh Euis lalu dengan geram yang cukup keras aku menuntaskan kenikmatan luar biasa yang kurasakan saat penisku memuntahkan cairan hangat cukup banyak dalam liang kemaluan Teh Euis.
Aku menggeram penuh kenikmatan “Ahhhhh.. Teteh Euiiiiiisss.. Ahhhhhh.. Enaaakk.” desahku sambil memeluk Teh Euis erat-erat.
Beberapa saat aku menikmati orgasmeku sebelum akhirnya aku lunglai di atas tubuh wanita berjilbab ini. Nafasku terengah-engah letih namun aku merasakan kenikmatan yang luar biasa yang sulit terlukiskan.
Baru sekejap aku lunglai, aku tersentak ketika aku merasakan tubuh Teh Euis bergetar hebat, lantas tanpa aku duga tangannya memelukku kuat-kuat dan kedua pahanya melingkar memeluk pinggangku dengan ketat. Wanita berjilbab ini memiawik kenikmatan ketika kurasakan penisku yang masih terjepit dalam kemaluannya terasa tersedot-sedot sebelum akhirnya terguyur cairan hangat yang membasahi batang penisku.
“Ahhh.. sssahhhh… enaaaaak… ahhhhhhh” pekik Teh Euis yang masih berbalut jilbab putih sambil memelukku tubuhku kuat-kuat.
Rupanya wanita berjilbab ini telah sampai pada puncak kenikmatannya. Beberapa saat aku merasakan ibu muda berjilbab ini dalam orgasme hingga akhirnya kedua tangannya yang semula memelukku terkulai lemas dan kedua kakinya yang semula menjepit pinggangku kembali tergolek lemas. Aku pun segera mencabut kemaluanku dan terlentang di sebelah Teh Euis yang terpejam kenikmatan.
Beberapa saat suasana sunyi, hanya terdengar nafasku dan nafas Teh Euis yang berangsur normal. Namun beberapa saat kemudian aku dikagetkan oleh Teh Euis yang tiba-tiba menjerit histeris. Aku tergagap bangun dan kulihat wanita berjilbab ini duduk dengan menatapku penuh kebencian dan kemarahan, bibirnya terlihat gemetar dengan wajah yang merah padam. Tubuhnya pun terlihat menggigil hebat dengan nafas yang memburu.
“Kenapa Teteh? Bukankah Teh Euis juga ikut menikmati??” ujarku sambil tersenyum penuh arti kepada wanita tetanggaku ini
“Tidaaaaaaaaaaaak..!!!!!!!!” pekik Teh Euis membuatku kaget.
Tapi belum sempat aku berkata kembali, tiba-tiba Teh Euis telah bangkit lantas membenahi jilbab dan pakaiannya dengan tergesa-gesa. Aku hanya mampu memandangnya ketika wanita berjilbab ini kemudian berlari keluar dari rumahku. Wajah cantiknya terlihat merah padam, dan aku lihat air mata mengalir menyusuri pipinya.
Beberapa saat aku termangu-mangu memandang kibaran jilbab putih yang lebar yang dipakai Teh Euis, saat ibu muda ini berlari keluar dari rumahku menuju rumahnya. Setelah wanita berjilbab itu hilang dari pandanganku aku menyeringai puas..
“Ternyata aku tak hanya mampu melihat keindahan tubuh yang selalu tertutup jilbab dan pakaian panjang itu, bahkan aku juga mampu menikmatinya hehehehe..” bisikku sambil terkekeh.
Aku masih tenggelam dalam lamunanku ketika akhirnya aku dikagetkan suara Faiz yang rupanya bangun dari tidurnya di kamarku.
“Oom, Faiz mau pulang ” katanya.
Aku tersenyum memandang anak sulung Teh Euis ini.
“Ya hati-hati yah.. salam buat ibumu.. “ kataku pada Faiz
ibumu memang cantik, mulus, sintal, dan hebat luar biasa, cah bagus….. hehehehehehe!!” lanjutku dalam hati
 == TAMAT ==

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memperdaya Wanita Cantik Berjilbab Panjang Istri Orang (Part1)

Memperdaya Wanita Cantik Berjilbab Panjang Istri Orang (Part1) Memperdaya Wanita Cantik Berjilbab Panjang Istri Orang (Part1) Sejak kepindahan kost ku ke daerah Depok, aku bertetangga dengan keluarga Pak Sukarta. Pegawai Pemda DKI ini tinggal bersama istrinya dan menantunya yang biasa dipanggil Teh Euis oleh para tetangga lainnya  (teh atau teteh artinya kakak perempuan dalam bahasa sunda, digunakan untuk memanggil perempuan muda, sama seperti mbak dalam bahasa jawa) Teh Euis yang telah mempunyai anak dua itu tinggal bersama mertuanya, karena suaminya mencari nafkah ke Qatar hampir setahun yang lalu. Usia Teh Euis aku taksir sekitar 30 tahunan, atau tepatnya 37 tahun ketika aku tak sengaja mendengar salah seorang ibu tetangga menanyakan usia menantu Pak Sukarta ini. Satu hal yang menarik dari menantu Pak Sukarta ini adalah pakaian yang dikenakannya sehari hari. Ibu muda ini selalu berpakaian menutup rapat sekujur tubuhnya kecuali wajahnya dan telapak tangannya. Ibu Muda...

Gairah Seks Ibu Ibu yang Ku Kenal Di Toko Buku

CeritaDewasa Terasik – setelah sebelumnya ada kisah  Pembantu yang Bikin Ketagihan dan Betah Dirumah , kini ada Gairah Seks Ibu Ibu yang Ku Kenal Di Toko Buku. selamat membaca dan menikmati sajian khusus bacaan cerita sex bergambar yang hot dan di jamin seru meningkatkan nafsu birahi seks ngentot. Gairah Seks Ibu Ibu yang Ku Kenal Di Toko Buku Pada suatu hari sekitar jam 12 siang aku berada di sebuah toko buku Gramedia di jalan Gatot Subroto untuk membeli majalah novel edisi khusus, yang katanya sih edisi terbatas. Hari itu aku mengenakan kaos t-shirt putih dan celana katun abu-abu. Sebenarnya potongan badanku sih biasa saja, tinggi 170 cm berat 63 kg, badan cukup tegap, rambut cepak. Wajahku biasa saja, bahkan cenderung terkesan sangar. Agak kotak, hidung biasa, tidak mancung dan tidak pesek, mataku agak kecil selalu menatap dengan tajam, alisku tebal dan jidatku cukup pas deh. Jadi tidak ada yang istimewa denganku. Saat itu keadaan di toko buku tersebut tidak ter...